
WAKIL Presiden Amerika Serikat JD Vance mengatakan pelaksanaan kesepakatan gencatan senjata di Gaza berjalan “lebih baik dari yang diharapkan” dan yakin gencatan itu dapat bertahan. Namun ia memperingatkan, “Jika Hamas tidak bekerja sama, mereka akan dihancurkan.”
Pernyataan Vance disampaikan saat berkunjung ke Israel. Di tengah kekhawatiran kekerasan yang kembali pecah pada Minggu lalu dapat menggagalkan gencatan yang baru berusia 12 hari.
Israel menyebut serangan Hamas menewaskan dua tentaranya. Serangan itu dibalas dengan serangan udara ke Gaza dan menewaskan puluhan warga Palestina.
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump, yang menjadi penengah kesepakatan gencatan senjata awal Oktober lalu, mengatakan sekutu-sekutu Amerika di Timur Tengah “siap memasuki Gaza dengan kekuatan besar untuk menertibkan Hamas jika kelompok itu terus bertindak buruk.”
Dalam pernyataan di media sosial, Trump menulis, “Masih ada harapan Hamas akan berbuat benar. Jika tidak, akhir dari Hamas akan terjadi dengan CEPAT, GANAS, dan BRUTAL!”
Akhiri Perang Permanen
Vance dijadwalkan mendorong Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memulai negosiasi jangka panjang untuk mengakhiri perang secara permanen. Ia memuji Israel karena telah “sangat membantu” mencapai tujuan utama kesepakatan, namun menegaskan masih banyak pekerjaan berat yang harus dilakukan.
Dua utusan khusus AS, Steve Witkoff dan Jared Kushner, yang turut merundingkan kesepakatan gencatan, mendampingi Vance dalam konferensi pers di Israel selatan. Mereka juga bertemu Netanyahu pada Senin malam.
Trump mengirim ketiganya ke Israel untuk menjaga momentum dan mendorong dimulainya tahap kedua dari rencana perdamaian Gaza 20 poin, yang mencakup pembentukan pemerintahan sementara Palestina, penempatan pasukan stabilisasi internasional, penarikan pasukan Israel, dan perlucutan senjata Hamas.
Namun, Israel menegaskan tidak akan berpartisipasi dalam pembicaraan lanjutan sebelum Hamas mengembalikan seluruh jenazah sandera yang masih ditahan.
Benjamin Netanyahu
Netanyahu mengatakan kepada parlemen bahwa ia akan membahas “tantangan keamanan” dan “peluang politik” dengan Vance. Ia juga menyebut Israel telah menjatuhkan 153 ton bom ke Gaza sebagai balasan atas “pelanggaran terang-terangan” gencatan oleh Hamas.
“Satu tangan kami memegang senjata, tangan lainnya terulur untuk perdamaian,” kata Netanyahu. “Kita membuat perdamaian dengan pihak yang kuat, bukan yang lemah. Hari ini Israel lebih kuat dari sebelumnya.”
Militer Israel menuduh Hamas melancarkan serangan rudal antitank yang menewaskan dua tentaranya di Gaza selatan. Serangan balasan Israel menewaskan sedikitnya 45 warga Palestina, menurut rumah sakit setempat.
Baku Tembak
Meski sempat terjadi baku tembak, kedua pihak menyatakan tetap berkomitmen pada gencatan. Namun, empat warga Palestina dilaporkan tewas akibat tembakan Israel di timur Kota Gaza pada Senin.
Dari Kairo, kepala negosiator Hamas Khalil al-Hayya menegaskan komitmen kelompoknya untuk melaksanakan gencatan hingga akhir.
“Apa yang kami dengar dari para mediator dan Presiden AS meyakinkan kami bahwa perang di Gaza telah berakhir,” ujarnya kepada Al-Qahera News TV.
Jenazah Sandera
Ia menambahkan, Hamas berupaya menyerahkan jenazah para sandera yang tewas meski menghadapi kesulitan besar untuk menemukannya di bawah reruntuhan.
Semalam, pihak Israel mengonfirmasi bahwa Hamas telah menyerahkan satu jenazah lagi kepada Palang Merah, yang diidentifikasi sebagai Tal Haimi, 41, korban serangan Hamas pada 7 Oktober di Kibbutz Nir Yitzhak. Dengan demikian, 13 dari 28 jenazah sandera telah dikembalikan sejak gencatan mulai berlaku pada 10 Oktober.
Selain itu, 20 sandera hidup juga dibebaskan pekan lalu dengan imbalan pembebasan hampir 2.000 tahanan Palestina di penjara Israel.
Bantuan Kemanusiaan
Di sisi lain, Program Pangan Dunia (WFP) menyebut kelangsungan gencatan “sangat penting” untuk memastikan bantuan kemanusiaan tetap masuk ke Gaza. Sejak gencatan berlaku, 530 truk bantuan telah menyalurkan lebih dari 6.700 ton makanan, cukup untuk memberi makan 500.000 orang selama dua minggu.
Namun, hanya dua jalur penyeberangan, Kerem Shalom dan Kissufim, yang berfungsi, membuat distribusi ke Gaza utara masih “sangat buruk.” (BBC/Z-2)