Indonesia Marak Politik Uang, Kemendagri: Wajar karena Banyak Orang Miskin

16 hours ago 1
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
 Wajar karena Banyak Orang Miskin Ilustrasi(Medcom)

Direktur Jendral Politik dan Pemerintahan Umum (Polpum) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Bahtiar Baharuddin menyoroti tingginya politik uang pada Pemilu di Indonesia. Ia mengatakan berdasarkan laporan dan penelitian dari koalisi masyarakat sipil dan akademisi, sekitar 70%-80% warga permisif dengan politik uang.  Ia mengatakan mayoritas pemilih datang ke tempat pemungutan suara (TPS) karena diiming-imingi uang, bukan kesadaran untuk berpartisipasi memberikan suaranya pada Pemilu. 

"Jadi melihat politik uang yang tadi angka 50an sekarang lebih dari 70%, bahkan ada yang memberi angka 80%. Jadi politik uang itu sesuatu luar biasa, artinya orang datang ke TPS itu bukan karena kesedaran politik tetapi datang ke TPS karena politik uang. Itu yang pertanyaannya yang dikejar," kata Bahtiar di Hotel Pullman, Jakarta Barat, Sabtu (18/10).

Bahtiar mengungkapkan tingginya politik uang tak lepas dari kondisi masyarakat yang terjerembab dalam kemiskinan. Ia mengatakan hal tersebut membuat masyarakat mudah menerima uang saat Pemilu. Ia mengatakan berdasarkan data World Bank, 194,7 juta dari 285 juta penduduk Indonesia berada di garis kemiskinan. Selain itu, ia juga menyoroti tingkat pendidikan masyarakat Indonesia yang lebih dari setengah lulusan SMP.

"Jadi Anda bisa berharap apa kepada warga yang 194,7 juta menurut World Bank bukan data BPS ya, yang masih miskin. Yang selanjutnya kita berharap partisipasi yang berkualitas seperti apa dengan kondisi masyarakat hanya 6,8% atau 7% itu yang lulusan perguruan tinggi, lebih dari 65% masih lulusan SMP bahkan ada yang putus sekolah itu kurang lebih 24%," kata Bahtiar.

Bahtiar mengatakan persoalan ini harus diatasi untuk menciptakan demokrasi yang berkualitas. Ia mengatakan partisipasi politik masyarakat diharapkan tidak disebabkan politik uang. Ia berharap jangan sampai terjadi apatisme di masyarakat terkait penyelenggaraan Pemilu.

"Logika umumnya kan ketika partisipasi naik, kualitas demokrasi meningkat. Apakah iya benar meningkat kualitas demokrasi kita? Faktanya ini di ruang-ruang kampus didiskusikan kok enggak. Kok sebagian besar orang menyatakan seperti itu, bahkan jangan sampai terjadi malah apatisme dalam bentuk baru," katanya.

"Jadi kalau apatisme selama ini kita pengertian bahwa orang golput, apatisme. Dalam pengertian saya yang baru orang datang ke TPS tapi sebenarnya orang gak mau tahu juga, terserah deh siapa aja yang terpilih bupati  wali kota  toh gak ada pengaruhnya pada nasib kita 5 tahun 10 tahun ke depan," katanya.

Lebih lanjut, Bahtiar mengungkapkan persoalan serius ini jangan hanya dibebankan kepada penyelenggara Pemilu. Menurutnya, perlu upaya semua meningkatkan partisipasi masyarakat dan politik yang berkualitas. 

"Saya terus terang agak serius dengan hal seperti ini. Jangan pula kita bebankan soal ini hanya kepada KPU atau penyelenggara pemilu. Jangan-jangan sistem yang tersedia, bukan hanya sistem pemilu atau sistem politik kita dalam arti luas memang tidak menyiapkan ruang partisipasi yang lebih baik," tandasnya. (E-3)

Read Entire Article