Pertumbuhan lapangan kerja di AS melemah tajam pada bulan Agustus dan tingkat pengangguran meningkat hingga hampir mencapai tertinggi dalam empat tahun sebesar 4,3 persen.
Kondisi pasar tenaga kerja mulai melemah dan memperkuat alasan bagi Federal Reserve untuk memangkas suku bunga bulan ini.
Mengutip Reuters, pertumbuhan lapangan kerja telah melambat sejak April, dengan para ekonom menyalahkan kebijakan Presiden Donald Trump, terutama tarif terhadap impor, pengetatan imigrasi, dan pemecatan massal pekerja publik.
Menurut Christopher Rupkey, kepala ekonom di FWDBONDS, “Ekonomi berada di ambang resesi," kata dia seperti yang dikutip kumparan, Sabtu (6/9).
Ia menambahkan perusahaan tampaknya sedang bertahan dan enggan mempekerjakan. Kondisi ini bisa ditelusuri ke agenda ekonomi Washington.
"Satu-satunya solusi adalah pemangkasan suku bunga oleh The Fed," ujar dia.
Lapangan kerja nonpertanian hanya bertambah 22.000 pada bulan lalu setelah naik sebanyak 79.000 pada Juli (setelah revisi), menurut Biro Statistik Tenaga Kerja (BLS) Departemen Tenaga Kerja.
Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan penambahan 75.000 lapangan kerja. Revisi data survei juga menunjukkan terjadi penurunan lapangan kerja sebesar 13.000 pada Juni, untuk pertama kalinya sejak Desember 2020.
Jumlah lapangan kerja bisa saja direvisi naik karena bias awal yang cenderung kurang akibat efek musiman. Namun, pertumbuhan lapangan kerja telah melemah secara signifikan, rata-rata hanya 29.000 per bulan selama tiga bulan terakhir, dibandingkan 82.000 pada periode sama tahun 2024.
Berdasarkan data sensus kuartalan ketenagakerjaan dan upah, tingkat lapangan kerja bisa direvisi turun hingga 800.000.
Sebagian besar tambahan lapangan kerja di bulan Agustus terjadi di sektor kesehatan, naik 31.000, namun masih di bawah rata-rata 42.000 per bulan dalam 12 bulan terakhir. Industri bantuan sosial bertambah 16.000 posisi.
Namun, posisi di pemerintah federal turun 15.000 dan telah merosot 97.000 sejak Januari, seiring pemotongan anggaran oleh pemerintah.
Industri manufaktur mengalami penurunan pekerjaan selama empat bulan berturut-turut, menyoroti dampak tarif.
Kerugian pekerjaan juga terjadi di berbagai sektor lain seperti perdagangan grosir, informasi, kegiatan keuangan, konstruksi, serta layanan profesional dan bisnis.
Meski begitu, upah tetap menjadi titik terang di pasar tenaga kerja. Rata-rata upah per jam meningkat 0,3 persen, sama seperti bulan Juli. Dalam 12 bulan hingga Agustus, upah naik 3,7 persen, setelah naik 3,9 persen pada periode serupa di Juli. Namun, penurunan jam kerja menimbulkan kekhawatiran atas prospek pertumbuhan ekonomi.
Pasar Mengantisipasi Pemangkasan Suku Bunga