
PERUSAHAAN teknologi global, Penguin Solutions, bagian dari SMART Global Holdings Inc. (Nasdaq: PENG), memproyeksikan target pertumbuhan bisnis sebesar 20% di Indonesia pada tahun 2026. Meskipun perusahaan ini telah beroperasi di Indonesia lebih dari empat dekade melalui akuisisi Stratus Technologies pada 2022 dan rebranding menjadi Penguin Solutions, kini mereka memperkuat fokus pada pengembangan teknologi canggih dan kecerdasan buatan (AI).
VP Global Marketing Advanced Computing di Penguin Solutions, Stephen Greene, menjelaskan bahwa perusahaan yang telah lama berkontribusi pada sektor keuangan Indonesia, kini beralih ke pemanfaatan teknologi AI untuk mendongkrak pertumbuhannya.
"Kami sudah menjadi bagian dari sektor keuangan Indonesia dengan mendukung transaksi perbankan dan penggajian. Namun, fokus ke depan adalah meningkatkan penerapan AI untuk memberikan solusi yang lebih cepat dan efisien,” kata Greene, di Jakarta kemarin.
Berdasarkan riset IDC, 75% perusahaan di seluruh dunia diperkirakan akan menggunakan infrastruktur berbasis AI secara hybrid pada 2028, sementara 60% lainnya akan meningkatkan anggaran IT untuk mengimbangi perkembangan ini.
Oleh karena itu, kebutuhan akan infrastruktur teknologi yang aman, mudah diakses, dan mampu beradaptasi dengan beban kerja yang semakin tinggi menjadi sangat penting. Penguin Solutions berkomitmen untuk menyediakan solusi tersebut, yang diharapkan dapat mendorong pertumbuhan sektor industri di Indonesia.
Greene mengilustrasikan perbedaan antara infrastruktur AI dan teknologi IT tradisional dengan perbandingan kendaraan.
"Infrastruktur AI itu seperti mobil Formula 1 yang memerlukan perawatan intensif, bahan bakar khusus, dan perhatian khusus untuk mempertahankan performa tinggi. Sedangkan infrastruktur IT lebih mirip kendaraan logistik yang beroperasi dengan perawatan rutin dan bahan bakar standar," jelasnya.
Selain itu, AI memerlukan tenaga ahli yang terampil dan memiliki pemahaman mendalam tentang teknologi ini.
Pada 2024, Penguin Solutions mencatatkan pendapatan bersih sebesar US$1,2 miliar (Rp19,38 triliun), dan berharap bisa meraih peningkatan sekitar 17% pada 2025.
Walaupun kontribusi pasar Indonesia terhadap pendapatan global perusahaan masih relatif kecil, perkembangan pesat teknologi AI di Indonesia diyakini akan memberikan dorongan signifikan bagi ekspansi mereka di masa depan.
Vice President & Managing Director untuk kawasan Asia Pasifik, Lin-Hoe Foong, menambahkan bahwa perusahaan telah bekerja sama dengan berbagai sektor industri di Indonesia, mulai dari perbankan, energi, manufaktur, hingga transportasi.
“Kami juga menargetkan untuk berpartisipasi dalam sistem pembayaran tol otomatis, seperti proyek Multi Lane Free Flow (MLFF) yang sedang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia,” katanya.
Country Manager Penguin Solutions, Gerry Santoso, menjelaskan bahwa pembangunan infrastruktur di sektor keuangan, manufaktur, dan transportasi Indonesia sedang berkembang pesat, yang membuka peluang besar bagi perusahaan untuk memperluas pengaruhnya.
"Kami berharap dengan tren ini, target pertumbuhan 20% pada 2026 dapat tercapai, melebihi proyeksi awal yang hanya 10% pada 2025," tambahnya.
Di sektor keuangan, Penguin Solutions sudah terlibat dalam sistem ATM Bersama, Bursa Efek Indonesia (BEI), dan Indonesia Commodity & Derivatives Exchange (ICDX). Perusahaan juga tengah menjajaki kerja sama dengan bank-bank besar, termasuk bank-bank buku IV.
Di sektor transportasi, mereka telah mengembangkan sistem komunikasi untuk LRT Rute Kelapa Gading, Rawamangun dan berencana untuk memperluas cakupannya ke sektor energi dan manufaktur, seperti industri makanan, minuman, serta migas.
Dengan langkah-langkah strategis ini, Penguin Solutions berharap dapat memperkuat kontribusinya terhadap digitalisasi Indonesia, sekaligus mendorong pertumbuhan sektor industri dan ekonomi di pasar yang semakin bergantung pada kecerdasan buatan dan teknologi canggih. (Z-10)