Ilustrasi Zakat. Republika/Thoudy Badai
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Dunia filantropi Islam di Indonesia, khususnya lembaga amil zakat (LAZ), menunjukkan dinamika yang kaya dan beragam. Zakat di Indonesia lahir dengan beragam kultur, berbagai alasan, beragam ciri khas, dan beragam motif.
Ketua Bidang Inovasi dan Literasi Forum Zakat (FOZ), Eko Muliansyah mengatakan, LAZ ada yang lahir dari semangat dakwah, ada yang muncul dari dunia media massa, dan ada juga LAZ yang lahir dari ketokohan seseorang,
"Bahkan ada LAZ yang lahir dari korporasi yang ingin membuat lembaga untuk menghimpun atau mengelola dana CSR-nya, kemudian membuat LAZ," kata Eko dalam Diskusi bertema Menakar Kontribusi Filantropi Islam Dalam Pengentasan Kemiskinan dan Kesenjangan di Indonesia yang digelar PEBS UI, Selasa (19/8/2025)
Ia menjelaskan, perbedaan-perbedaan semacam itu, di ranah filantropi Islam bukan hanya sekedar kelemahan, tapi justru menjadi sebuah kekuatan dari keberagaman sejarah, kultur, nilai, ciri khas, lembaga zakat di Indonesia. Hal ini memungkinkan untuk menjangkau spektrum kemiskinan yang lebih luas.
"Mulai dari perkotaan, bahkan pedalaman, dari pendidikan sampai kesehatan, dari emergency response sampai pemberdayaan berkelanjutan," ujar Eko.