REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP PDIP Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok berkunjung ke Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Rabu (20/8/2025) sore WIB. Dalam kunjungannya, gubernur DKI periode 2014-2017 tersebut melakukan pertemuan tertutup dengan Gubernur Pramono Anung Wibowo.
Usai kunjungan itu, Ahok mengaku tidak hendak mencari jabatan di bawah kepemimpinan Pramono, yang notabene merupakan rekan satu partainya. Dia mengaku lebih senang sebagai orang yang bebas dan tidak terikat jabatan. "Enggak lah. Aku kan sekarang free man," kata Ahok saat ditanya awak media soal ajakan menjadi komisaris BUMD Jakarta.
Tak hanya itu, Ahok mengaku, tidak banyak memiliki waktu untuk menjadi komisaris di sebuah perusahaan. Pasalnya, ia saat ini, sering diundang menjadi banyak pembicara, termasuk ke luat negeri. "Waktunya juga susah. Saya banyak jadi pembicara. Kadang waktu ke luar negeri, ke mana, kalau kita berikan satu PT agak susah," ujar mantan komisaris utama PT Pertamina tersebut.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI melakukan perombakan jajaran komisaris di sejumlah BUMD sejak beberapa bulan terakhir. Beberapa nama yang mengisi jabatan menarik perhatian publik lantaran merupakan orang dekat Pramono.
Berdasarkan catatan Republika, nama pertama yang menjadi perhatian adalah Lies Hartono atau Cak Lontong, ketika diangkat menjadi Komisaris PT Pembangunan Jaya Ancol, pada April 2025. Diketahui, Cak Lontong merupakan ketua Tim Pemenangan Pramono Anung-Rano Karno di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jakarta 2024.
Selain itu, Sutiyoso atau Bang Yos juga ditunjuk menjadi Komisaris PT Pembangunan Jaya Ancol. Gubernur DKI periode 1997-2007 Bang Yos memberikan dukungan kepada Pramono-Rano pada Pilgub Jakarta,
Di PT Transportasi Jakarta (Transjakarta), Pemprov DKI menunjuk Johan Budi Sapto Pribowo sebagai komisaris. Mantan juru bicara (jubir) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan jubir Istana itu merupakan kader PDIP, partai pengusung Pramono-Rano.
Di Jakarta Propertindo (Jakpro), Pemprov DKI juga menunjuk Sahrin Hamid menjadi sebagai komisaris. Sahrin diketahui sebagai orang dekat Anies Baswedan, yang memberikan dukungan kepada Pramono-Rano di Pilgub Jakarta. Orang yang kini memimpin organisasi masyarakat (ormas) Gerakan Rakyat itu juga pernah menjadi juru bicara Anies pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.