
PEMERINTAH Indonesia secara aktif mendorong modernisasi pertanian dan inisiatif pertanian cerdas. Pemantauan melalui satelit, drone, dan teknologi AI secara bertahap mulai diterapkan dalam manajemen lahan dan penilaian risiko tanaman, dengan tujuan mengatasi ketidakefisienan dan risiko dalam pertanian tradisional melalui teknologi.
DATAYOO, perusahaan AI yang berfokus pada pertanian cerdas dan memiliki kantor di Taiwan serta Singapura, menjadi bagian dari gerakan ini. Pendiri sekaligus CEO Shaw Wu menyatakan untuk mengatasi perubahan iklim dan mengelola area pertanian yang luas, generasi baru pertanian cerdas harus bergerak ke arah sistem tanpa sensor dan input manusia yang minimal.
"Dengan cara ini kita dapat benar-benar meningkatkan produktivitas dan efisiensi. Dengan menggabungkan ilmu data dan data spektral dari satelit, kami mempermudah pelaku pertanian dalam memantau kondisi pertumbuhan dan risiko yang mungkin terjadi," kata dia dalam keterangan yang diterima, Jumat (1/8).
FarmiSpace, merupakan perwujudan dari visi tersebut. Sistem ini dinobatkan sebagai juara Singapore AgriTech Challenge 2024 dan meraih medali emas dalam ajang Best AI Awards 2025, memperluas jangkauannya secara global dan menjadi salah satu solusi pertanian presisi yang paling dikenal di kawasan Asia-Pasifik.
Sistem ini memanfaatkan data spektral kontinu dari satelit, menggunakan model AI berpaten untuk menafsirkan pantulan cahaya tanaman dan menghitung indikator penting seperti kadar air, klorofil, NDVI, hingga kandungan nitrogen pada tanah dan tanaman.
Petani dan perusahaan dapat memantau lahan secara jarak jauh setiap hari tanpa memasang sensor di darat atau input manual, memungkinkan pemantauan skala penuh dan analitik prediktif.
Di Karawang, sebuah daerah di Pulau Jawa, penyedia layanan pertanian membagikan pengalamannya setelah menggunakan FarmiSpace untuk memantau penyakit blast pada tanaman padi pada 2024.
“Laporan area kerusakan akibat penyakit yang diberikan platform setiap minggu memiliki tingkat kecocokan sebesar 98% dengan hasil survei lapangan kami. Hal ini memungkinkan kami untuk bertindak lebih cepat, mengurangi waktu respons, dan meminimalkan kerugian panen," ujarnya.
Seiring dengan semakin diterimanya teknologi pertanian cerdas di pasar Indonesia, FarmiSpace akan terus memperluas kolaborasi dengan pelaku usaha lokal, lembaga pemerintah, dan institusi riset. DATAYOO juga berencana membangun basis data pemodelan tanaman lokal untuk memungkinkan pemantauan spesifik terhadap komoditas utama seperti padi, kelapa sawit, pisang, bawang merah, dan cabai. (P-4)